Senin, 17 Juli 2017

HJD Kayu Log MAHONI Wil KPH Tasikmalaya Thn 2017


Belum termasuk PPN

Tabel Isi Kayu Rimba (SNI)


do it

1. Setelah makan malam, seorang ibu dan putrinya bersama-sama mencuci mangkuk dan piring, sedangkan ayah dan putranya menonton TV di ruang tamu. 

Mendadak, dari arah dapur terdengar suara piring yang pecah, kemudian sunyi senyap. Si putra memandang ke arah ayahnya dan berkata, “Pasti ibu yang memecahkan piring itu.” “Bagaimana kamu tahu?” kata si Ayah. “Karena tak terdengar suara dia memarahi orang lain,” sahut anaknya. 


Kita semua sudah terbiasa menggunakan standar yang berbeda melihat orang lain dan memandang diri sendiri, sehingga acapkali kita menuntut orang lain dengan serius, tetapi memperlakukan diri sendiri dengan penuh toleran.



2. Ada dua grup pariwisata yang pergi bertamasya ke pulau Yi Do di Jepang. Kondisi jalannya sangat buruk, sepanjang jalan terdapat banyak lubang. Salah satu pemandu berulang-ulang mengatakan keadaan jalannya rusak parah dan tak terawat. 

Sedangkan pemandu yang satunya lagi berbicara kepada para turisnya dengan nada puitis, “Yang kita lalui sekarang ini adalah jalan protokol ternama di Yi Do yang bernama jalan berdekik yang mempesona.” 


Walaupun keadaannya sama, namun pikiran yang berbeda akan menimbulkan sikap yang berbeda pula. Pikiran adalah suatu hal yang sangat menakjubkan, bagaimana berpikir, keputusan berada di tangan Anda.



3. Murid kelas 3 SD yang sama, mereka memiliki cita-cita yang sama pula yaitu menjadi badut. Guru dari Tiongkok pasti mencela, “Tidak mempunyai cita-cita yang luhur, anak yang tidak bisa dibina!”

Sedangkan guru dari Barat akan bilang, “Semoga Anda membawakan kecerian bagi seluruh dunia!” 


Terkadang orang yang lebih tua, bukan hanya lebih banyak menuntut daripada memberi semangat, malahan sering membatasi definisi keberhasilan dengan arti yang sempit.



4. Istri sedang memasak di dapur. Suami yang berada di sampingnya mengoceh tak berkesudahan, “Pelan sedikit, hati-hati! Apinya terlalu besar. Ikannya cepat dibalik, minyaknya terlalu banyak!”

Istrinya secara spontan menjawab, “Saya mengerti bagaimana cara memasak sayur.” Suaminya dengan tenang menjawab, “Saya hanya ingin dirimu mengerti bagaimana perasaan saya … saat saya sedang mengemudikan mobil, engkau yang berada disamping mengoceh tak ada hentinya.” 


Belajar memberi kelonggaran kepada orang lain itu tidak sulit, asalkan Anda mau dengan serius berdiri di sudut dan pandangan orang lain melihat suatu masalah.



5. Sebuah bus yang penuh dengan muatan penumpang sedang melaju dengan cepat menelusuri jalanan yang menurun, ada seseorang yang mengejar bus ini dari belakang. 

Seorang penumpang mengeluarkan kepala keluar jendala bus dan berkata dengan orang yang mengejar bus, “Hai kawan! Sudahlah Anda tak mungkin bisa mengejar!” 

Orang tersebut menjawab, “Saya harus mengejarnya . . .” Dengan nafas tersenggal-senggal dia berkata, “Saya adalah pengemudi dari bus ini!” 


Ada sebagian orang harus berusaha keras dengan sangat serius, jika tidak demikian, maka akibatnya akan sangat tragis!

Dan juga dikarenakan harus menghadapi dengan sekuat tenaga, maka kemampuan yang masih terpendam dan sifat-sifat khusus yang tidak diketahui oleh orang lain selama ini akan sepenuhnya muncul keluar.



6. Si A : “Tetangga yang yang baru pindah itu sungguh jahat, kemarin tengah malam dia datang ke rumah saya dan terus menerus menekan bel di rumah saya.”
Si B : “Memang sungguh jahat! Adakah Anda segera melapor polisi?”
Si A : “Tidak. Saya menganggap mereka orang gila, yang terus menerus meniup terompet kecil saya.” 


Semua kejadian pasti ada sebabnya, jika sebelumnya kita bisa melihat kekurangan kita sendiri, maka jawabannya pasti berbeda.



7. Zhang San sedang mengemudikan mobil berjalan di jalan pegunungan, ketika dengan santai menikmati pemandangan yang indah, mendadak dari arah depan datang sebuah truk barang. 

Si sopir truk membuka jendela dan berteriak dengan keras, “Babi!” Mendengar suara ini Zhang San menjadi emosi, dia juga membuka jendela memaki, “Kamu sendiri yang babi!” 

Baru saja selesai memaki, dia telah bertabrakan dengan gerombolan babi yang sedang menyeberangi jalan. 


Jangan salah tafsir maksud kebaikan dari orang lain, hal tersebut akan menyebabkan kerugian Anda, juga membuat orang lain terhina.



8. Seorang bocah kecil bertanya kepada ayahnya, “Apakah menjadi seorang ayah akan selalu mengetahui lebih banyak dari pada anaknya?”
Ayahnya menjawab, “Sudah tentu!”
“Siapa yang menemukan listrik?”
“Edison.”
“Kalau begitu mengapa bukan ayah Edison yang menemukan listrik?”


Pakar acapkali adalah kerangka kosong yang tidak teruji, lebih-lebih pada zaman pluralis terbuka sekarang ini.



9. Ketika mandi Toto kurang hati-hati telah menelan sebongkah kecil sabun, ibunya dengan gugup menelepon dokter rumah tangga minta pertolongan. 

Dokter berkata, “Sekarang ini saya masih ada beberapa pasien, mungkin setengah jam kemudian saya baru bisa datang ke sana.” 

Ibu Toto bertanya, “Sebelum Anda datang, apa yang harus saya lakukan? Dokter itu menjawab, “Berikan Toto secangkir air putih untuk diminum, kemudian melompat-lompat sekuat tenaga, maka Anda bisa menyuruh Toto meniupkan gelembung busa dari mulut untuk menghabiskan waktu.” 


Jika peristiwa sudah terjadi, mengapa tidak dihadapi dengan tenang dan yakin. Daripada khawatir lebih baik berlega, dari pada gelisah lebih baik tenang.



10. Sebuah gembok yang sangat kokoh tergantung di atas pintu, sebatang tongkat besi walaupun telah menghabiskan tenaga besar, masih juga tidak bisa membukanya. 

Kuncinya datang, badan kunci yang kurus itu memasuki lubang kunci, hanya diputar dengan ringan, ‘plak’ gembok besar itu sudah terbuka. 


Hati dari setiap insan, persis seperti pintu besar yang telah terkunci, walaupun Anda menggunakan batang besi yang besar pun tak akan bisa membukanya. Hanya dengan mencurahkan perhatian, Anda baru bisa merubah diri menjadi sebuah anak kunci yang halus, masuk ke dalam sanubari orang lain.


LOCK SCREEN WEB

<script>
var message="Error..Segera Ganti Mouse Anda";
///////////////////////////////////
function clickIE4(){if (event.button==2){alert(message);return false;}}
function clickNS4(e){if (document.layers||document.getElementById&&!document.all){if (e.which==2||e.which==3){alert(message);return false;}}}
if (document.layers){document.captureEvents(Event.MOUSEDOWN);document.onmousedown=clickNS4;}
else if (document.all&&!document.getElementById){document.onmousedown=clickIE4;}
document.oncontextmenu=new Function("alert(message);return false")
</script>
 COMPETITION vs COOPERATION
CERITA SEORANG TEMAN, DIASPORA DI AMRIK, YG BEKERJA DI CHEVRON, CALIFORNIA
(sebuah catatan, yg mungkin bagus utk anak-anak Indonesia dan kita sendiri di lingkungan pekerjaan kita).
********

     Jumat lalu, kedua anak saya menerima Report Card dari sekolahnya Ronald Reagan Elementary School (rapor kalau di Indonesia).

     Melihat keduanya mendapat nilai-nilai yang sangat bagus. Anehnya kok tidak tercantum info tentang rangking?,
    Saya tergoda bertanya ke salah satu gurunya...
     “Anak saya ranking berapa, Ms. Batey?”
     Dia balik bertanya, “Kenapa Anda orang Asia selalu nanya seperti itu?”
     "Wah, salah apa saya ini....?" kata saya dalam hati.
      Dia melanjutkan bicara,  “Anda kok sangat suka sekali berkompetisi?" katanya.
     "Di level anak Anda, tidak ada rangking2an...!"
     "Tidak ada kompetisi!" tambahnya.
     "Kami mengajari mereka tentang 'cooperation' alias kerjasama....!"
     "Mereka harus bisa bekerja dalam 'team work'"
       "Dan mereka harus bisa cepat bersosialisasi dan beradaptasi."
      "Mereka harus punya banyak teman!"
      "Lebih penting bagi kami untuk mengajari mereka story telling dan bagaimana mengungkapkan isi pikiran dalam bahasa yang terstruktur dan sistematis!"
     "Kami mengajari mereka "logika" dalam setiap kalimat yang mereka ucapkan!"
     Dari sini, rupanya kenapa teman2 saya di kantor mentalnya slalu "How can I help you? Hampir tidak pernah saya lihat mereka jegal-jegalan.
    Dan, di Amrik hampir semua profesi mendapat penghasilan/penghargaan yang layak. Tidak harus semua jadi dokter, insinyur atau profesi lain yang terlihat "terhormat" seperti di Indonesia...
     Semua orang boleh mencari penghidupan sesuai passionnya, sehingga semua bidang kehidupan berkembang maju, karena diisi oranng2 yang bekerja dengan penuh gairah.
     Wah…saya jadi ingat, memang pendidikan di negeri saya sangat kompetitif.
     Banyak orangtua yang narsis kemudian memajang prestasi anak-anaknya di sosmed. Wow!
     Tanpa disadari sebagian dari mereka nanti akan tumbuh menjadi orang-orang yang terlalu suka berkompetisi dan lupa bekerjasama.
      Kiri-kanannya dianggap saingan bahkan sangat mungkin sebagai musuhnya?
      Dirinya harus menjadi yang terbaik!
     Mending kalau si anak bisa mengembangkan dirinya supaya menang persaingan. Yang ada, kadang mereka justru menunjukkan kebaikan dirinya dengan cara mengungkapkan kejelekan2 temannya ataupun orang lain...
     "Kalo bukan kita siapa lagi?" begitu jargonnya…
     Wuih..., betapa arogannya, seakan-akan fihak lain tidak ada yg bisa! Hanya dia sendiri yang mampu!
     Kemudian yg ada adalah menjadi sakit mentalnya….
     "Aku menang.....aku menang....!" begitu suara anak-anak dari sebuah gang di ibukota...
     Entah permainan apa yang mereka menangkan?
     Entah kapan dia sadar, bahwa hidup bukan melulu soal menang atau kalah!

     (Bakersfield USA)
     The magic words is "How can I help you...”



Spread the loves always for surround of you guys.
Curug Dengdeng.....Letak Geografis :PETAK 55a RPH Karangnunggal Tsm latitude: 7ᵒ30'33.01"S 108ᵒ18'53.52"E Kp.Caringin Ds.Cikawungading Kec.Cipatujah Kab.Tsm Jenis Tanah:PODSOLIK Topografi:AGAK CURAM (175dpl).....Image By.Achmadsalatiga.
HARGA KAYU JATI 2017